Erling Haaland Tak Lagi Hanya Mesin Gol, Pep Guardiola Beri Peran Baru
Tren Olahraga Terkini – Erling Haaland semakin menunjukkan bahwa dirinya bukan sekadar pencetak gol. Nama besarnya makin diakui, bahkan oleh Roy Keane yang dulu pernah meremehkannya. Setelah Haaland mencetak dua gol di derby Manchester, Keane yang dulu menyebutnya “sekelas pemain League Two” kini mengakui kualitasnya, meski tetap menyelipkan candaan khas tentang rivalitas lamanya dengan keluarga Haaland.
Statistik Haaland memang luar biasa. Ia sudah mengoleksi 91 gol dari 102 laga Premier League dan 50 gol hanya dalam 49 pertandingan Liga Champions. Rasio hampir satu gol per pertandingan ini membuatnya jadi salah satu striker paling produktif di era modern. Namun, musim ini ada hal berbeda. Di usia 25 tahun, Haaland tak hanya fokus mencetak gol, tetapi mulai tampil sebagai sosok yang lebih matang dan memimpin tim.
Baca Juga : Raheem Sterling dan Dilema di Chelsea: Antara Komitmen, Keluarga, dan Masa Depan yang Tak Pasti
Statistik Dan Kematangan Permainan
Musim lalu, Manchester City menjalani tahun sulit tanpa gelar. Pep Guardiola menilai ruang ganti kehilangan kendali dan rasa lapar. Dari situ, ia menunjuk Bernardo Silva sebagai kapten dan memasukkan Haaland ke dalam kelompok pemimpin. Keputusan ini membuat peran Haaland lebih besar, baik di dalam maupun luar lapangan. Ia kini lebih vokal, berani mengkritik kondisi tim, dan berusaha menjaga kekompakan skuat.
Perubahan ini juga tercermin dalam gaya bermainnya. Haaland tetap tajam di depan gawang enam gol dalam lima laga liga musim ini namun kontribusinya meningkat di sektor lain. Ia lebih banyak melakukan intervensi defensif, sapuan bola, hingga sprint tambahan untuk membantu keseimbangan tim. Guardiola pun melihatnya sebagai calon kapten masa depan.
Ikatan emosional Haaland dengan City semakin kuat. Kontraknya diperpanjang hingga 2034, mengikuti jejak ayahnya yang dulu juga bermain untuk klub ini. Di luar lapangan, ia mulai memahami arti tanggung jawab lebih besar setelah menjadi seorang ayah. Semua ini membentuk Haaland sebagai sosok yang bukan hanya bintang, tapi juga pemimpin.
Kini, Haaland bukan lagi sekadar mesin gol. Ia menjadi perekat ruang ganti dan simbol kedewasaan baru Manchester City. Guardiola tahu, untuk membangun dinasti baru di Etihad, dibutuhkan bukan hanya gol, tetapi juga karakter kuat seperti yang sedang ditunjukkan Haaland.
Sumber : Bolanet