Spalletti Akui Kemenangan Juventus Dibayangi Performa Memalukan

Spalletti Akui Kemenangan Juventus Dibayangi Performa MemalukanNasib sial Juventus dibahas Spalletti yang mengkritik permainan memalukan di babak pertama meski menang atas Pafos di Liga Champions.

Spalletti Akui Kemenangan Juventus Dibayangi Performa Memalukan
Tren Olahraga Terkini – Juventus memang meraih tiga poin penting saat menghadapi Pafos di Liga Champions, namun Luciano Spalletti tidak sepenuhnya puas. Sang pelatih menilai timnya tampil jauh di bawah standar, khususnya di babak pertama yang menurutnya “tidak pantas ditunjukkan oleh tim sekelas Juventus.” Meskipun laga berakhir 2-0 untuk Bianconeri, proses menuju kemenangan tersebut penuh tekanan dan kritik.

Baca Juga : Mengapa Manchester City Harus Siap Cetak Dua Gol di Bernabéu: Ancaman Serius dari Kylian Mbappé

Babak Pertama yang Mengecewakan

Sejak peluit awal, Juventus tampil pasif dan justru lebih sering ditekan oleh Pafos. Wakil dari Siprus itu bahkan menciptakan peluang lebih berbahaya, termasuk satu tembakan yang membentur tiang gawang. Situasi tersebut memaksa kiper Michele Di Gregorio berjibaku menjaga gawang tetap aman.

Spalletti mengungkapkan bahwa para pemainnya tidak tampil dengan intensitas yang ia instruksikan. Ia mengatakan bahwa sebagian pemain hanya melakukan upaya minimal dan terlihat tidak percaya diri ketika menguasai bola. Hal itu membuat suporter di stadion melontarkan sorakan saat turun minum.

Krisis Bek Tengah yang Mengganggu Stabilitas

Masalah utama Juventus di laga ini datang dari sektor pertahanan. Minimnya stok bek tengah berkaki kanan membuat Spalletti harus melakukan improvisasi. Pierre Kalulu yang idealnya bek sayap, serta Weston McKennie yang bukan pemain bertahan murni, didorong mengisi posisi tersebut.

Kondisi ini membuat alur permainan dari bawah menjadi tidak optimal. Serangan Juventus sering tertahan karena distribusi bola tidak seimbang antara sisi kiri dan kanan.

Kesalahan Dasar yang Tidak Seharusnya Terjadi

Selain persoalan posisi, Spalletti menilai banyak keputusan individual pemain yang tidak tepat. Juventus terlalu mudah kehilangan bola dan memberikan ruang bagi Pafos untuk mengembangkan serangan. Kesalahan-kesalahan kecil tersebut membuat babak pertama menjadi salah satu performa terburuk tim musim ini.

Rencana Besar: Formasi 4-2-3-1

Perubahan mulai terlihat di babak kedua setelah masuknya Francisco Conceicao dan Jonathan David. Kedua pemain ini membuat permainan lebih dinamis hingga membuahkan dua gol kemenangan.

Spalletti menegaskan bahwa ia ingin menjadikan formasi 4-2-3-1 sebagai identitas baru Juventus. Namun, hal tersebut hanya bisa terwujud jika komposisi bek tengah kembali lengkap dan siap menjalankan build-up dari dua sisi lapangan.

Sumber : Bolanet

By mkt 01