Skandal di Balik Layar: Imran Nahumarury & Yeyen Tumena Dipecat, Malut United Bongkar Praktik Curang

Skandal di Balik Layar: Imran Nahumarury & Yeyen Tumena Dipecat, Malut United Bongkar Praktik CurangImran Nahumarury & Yeyen Tumena Dipecat

Skandal di Balik Layar: Imran Nahumarury & Yeyen Tumena Dipecat, Malut United Bongkar Praktik Curang

Tren Olahraga Terkini – Pecatannya dua tokoh besar, Imran Nahumarury dan Yeyen Tumena, dari jajaran pelatih Malut United bukan hanya memicu kehebohan publik, tetapi juga membuka tabir gelap praktik-praktik curang yang menggerogoti sepak bola Indonesia. Klub asal Maluku Utara itu secara resmi memutus kontrak keduanya meski prestasi tim terbilang gemilang di Liga 1 2024/2025. Ada apa di balik keputusan drastis ini?

Pemecatan yang Mengundang Tanda Tanya Publik

Imran dan Yeyen, dua figur yang sudah tidak asing di sepak bola nasional, dicopot dari jabatannya meski sukses membawa Malut United bersaing di papan atas liga. Langkah ini pun menuai spekulasi dan reaksi dari banyak kalangan yang menyayangkan keputusan klub.

Alasan Resmi: Dugaan Pelanggaran Berat

Pihak manajemen Malut United menyebutkan pemecatan ini didasari oleh pelanggaran serius berupa praktik tidak etis. Dalam keterangannya, Wakil Manajer Asghar Saleh menuturkan bahwa klub memiliki bukti kuat tentang penyalahgunaan wewenang oleh Imran dan Yeyen sejak mereka menangani tim di Liga 2.

Setoran Bermain dan Pemotongan Gaji Pemain

Salah satu tuduhan paling mengejutkan adalah adanya praktik ‘bayar untuk tampil’. Beberapa pemain mengaku harus memberikan uang agar bisa bermain, bahkan sebagian gaji mereka dipotong secara tidak sah. Praktik ini dianggap sebagai bentuk gratifikasi yang mencoreng profesionalisme klub.

Sikap Berbeda Imran dan Yeyen Setelah Pemecatan

Imran disebut telah menyampaikan permintaan maaf secara tertulis kepada klub dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan serupa. Namun, Yeyen Tumena hingga kini belum memberi tanggapan. Manajemen pun siap menempuh jalur hukum jika tidak ada penyelesaian secara damai.

Pandangan Pengamat: Fenomena yang Sudah Kronis

Pengamat sepak bola Akmal Marhali menyatakan bahwa kasus di Malut United bukanlah kejadian luar biasa. Ia menyebut praktik curang semacam ini telah berlangsung lama di berbagai level kompetisi Indonesia, mulai dari Liga 1 hingga Liga 4.

Urgensi Reformasi Manajemen Klub dan Regulasi

Kasus ini memperlihatkan betapa pentingnya reformasi tata kelola klub sepak bola di Indonesia. Akmal menekankan perlunya pengawasan yang ketat dan transparansi dalam urusan kontrak serta fee pemain agar tidak terjadi penyalahgunaan oleh pihak internal klub.

Malut United Tegaskan Komitmen Jaga Integritas Klub

Di tengah sorotan, manajemen Malut United menegaskan bahwa keputusan ini adalah bentuk komitmen menjaga integritas klub dan kehormatan sepak bola nasional. Mereka tidak akan ragu untuk membawa kasus ini ke ranah hukum demi memastikan tidak ada praktik semacam ini terulang.

Kesimpulan: Momentum Membersihkan Sepak Bola dari Praktik Kotor

Kasus pemecatan Imran dan Yeyen bukan sekadar drama pergantian pelatih, melainkan panggilan keras untuk melakukan bersih-bersih di tubuh sepak bola nasional. Transparansi, akuntabilitas, dan etika harus ditegakkan untuk memastikan masa depan yang sehat bagi generasi pemain dan penggemar sepak bola Indonesia.

Sumber : Bolanet

By mkt 01